Pada hari ini, tanah air Indonesia
telah menginjak usia ke-73 tahun. Sejumlah tokoh nasional pun ikut serta
dalam upacara bendera. Namun, tidak sedikit tokoh nasional yang
menjadikan momen hari kemerdekaan ini untuk membahas persoalan kejujuran
di tingkat kepemimpinan nasional.
Salah satu yang menyoroti hal tersebut adalah
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais. Dia
mengatakan, saat ini yang menjadi persoalan adalah mewujudkan
kepemimpinan yang jujur.
"Jadilah pemimpin yang jujur, jujur pada Tuhan,
jujur pada rakyat, dan jujur pada diri sendiri," kata Amien saat
menghadiri upacara HUT-73 Indonesia di UBK, Jakarta, Jumat (17/8).
Menurutnya, kejujuran merupakan kunci
keberhasilan kepemimpinan bangsa. Namun, kata dia, apabila hal itu tak
dijunjung, maka bukan tidak mungkin akan mengarah pada keburukan
bangsa.
"Kalau sampai seorang pemimpin nggak jujur pada
Tuhan, nggak jujur sama masyarakat atau bangsanya, bahkan nggak jujur
sama diri sendiri itu alamat kebangkrutan nasional," pungkasnya.
Selain Amien, upacara HUT ke-73 juga dihadiri
oleh sejumlah elite negara. Di antaranya, bakal capres dan cawapres
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, Rachmawati Soekarnoputri, dan jajaran
petinggi parpol oposisi.
Acara itu juga telah menyematkan Prabowo sebagai
pernerima penghargaan The Star of Bung Karno—penghargaan serupa yang
diterima oleh Presiden Cuba Fidel Castro, Presiden Bolivia Hugo Chavez,
dan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohammad. Pernyataan itu pun
disampaikan langsung oleh pendiri UBK yang tak lain Rachmawati
Soekarnoputri.
(ce1/aim/JP)
Saturday 18 August 2018
Wednesday 15 August 2018
Meski Jokowi Sadar dan Bertobat, PA 212 Ogah Mendukung
HINDIAPOST, JAKARTA - Persaudaraan Ulama atau PA 212
konsisten tidak mendukung Joko Widodo dalam Pilpres 2019, sekalipun
mantan Gubernur DKI Jakarta itu menggandeng ulama, yakni Kiai Ma’ruf
Amin.
Menurut Juru Bicara PA 212
Novel Bamukmin, sulit bagi mereka menghilangkan ingatan saat presiden
yang karib disapa Jokowi itu mati-matian membela penista agama dan
melakukan kriminalisasi ulama.
“Kalau
pun Jokowi tobat full berubah 180 derajat, maka kami serahkan kepada
masyarakat, silakan mau pilih siapa. Tetapi kami harga mati tidak
memilih Jokowi,” kata dia, Rabu (15/8).
Namun,
kalau nantinya Jokowi tak bertobat dan mengorbankan ulama demi menutupi
kemungkarannnya maka, PA 212 bakal menyerukan haram memilih mantan Wali
Kota Solo itu.
“Insyaallah kami serukan haram dipilih sebagai capres dan memang tujuan kami masih bulat #2019GantiPresiden,” tegas dia.
Subscribe to:
Posts (Atom)