Saturday 18 August 2018

Amien Rais Singgung Kejujuran Pemimpin, Untuk Jokowi?

Pada hari ini, tanah air Indonesia telah menginjak usia ke-73 tahun. Sejumlah tokoh nasional pun ikut serta dalam upacara bendera. Namun, tidak sedikit tokoh nasional yang menjadikan momen hari kemerdekaan ini untuk membahas persoalan kejujuran di tingkat kepemimpinan nasional.
Salah satu yang menyoroti hal tersebut adalah Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais. Dia mengatakan, saat ini yang menjadi persoalan adalah mewujudkan kepemimpinan yang jujur. 
"Jadilah pemimpin yang jujur, jujur pada Tuhan, jujur pada rakyat, dan jujur pada diri sendiri," kata Amien saat menghadiri upacara HUT-73 Indonesia di UBK, Jakarta, Jumat (17/8).
Menurutnya, kejujuran merupakan kunci keberhasilan kepemimpinan bangsa. Namun, kata dia, apabila hal itu tak dijunjung, maka bukan tidak mungkin akan mengarah pada keburukan bangsa. 
"Kalau sampai seorang pemimpin nggak jujur pada Tuhan, nggak jujur sama masyarakat atau bangsanya, bahkan nggak jujur sama diri sendiri itu alamat kebangkrutan nasional," pungkasnya. 
Selain Amien, upacara HUT ke-73 juga dihadiri oleh sejumlah elite negara. Di antaranya, bakal capres dan cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, Rachmawati Soekarnoputri, dan jajaran petinggi parpol oposisi. 
Acara itu juga telah menyematkan Prabowo sebagai pernerima penghargaan The Star of Bung Karno—penghargaan serupa yang diterima oleh Presiden Cuba Fidel Castro, Presiden Bolivia Hugo Chavez, dan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohammad. Pernyataan itu pun disampaikan langsung oleh pendiri UBK yang tak lain Rachmawati Soekarnoputri.
(ce1/aim/JP)

Wednesday 15 August 2018

Meski Jokowi Sadar dan Bertobat, PA 212 Ogah Mendukung

HINDIAPOST, JAKARTA - Persaudaraan Ulama atau PA 212 konsisten tidak mendukung Joko Widodo dalam Pilpres 2019, sekalipun mantan Gubernur DKI Jakarta itu menggandeng ulama, yakni Kiai Ma’ruf Amin.
Menurut Juru Bicara PA 212 Novel Bamukmin, sulit bagi mereka menghilangkan ingatan saat presiden yang karib disapa Jokowi itu mati-matian membela penista agama dan melakukan kriminalisasi ulama.
“Kalau pun Jokowi tobat full berubah 180 derajat, maka kami serahkan kepada masyarakat, silakan mau pilih siapa. Tetapi kami harga mati tidak memilih Jokowi,” kata dia, Rabu (15/8).
Namun, kalau nantinya Jokowi tak bertobat dan mengorbankan ulama demi menutupi kemungkarannnya maka, PA 212 bakal menyerukan haram memilih mantan Wali Kota Solo itu.
“Insyaallah kami serukan haram dipilih sebagai capres dan memang tujuan kami masih bulat #2019GantiPresiden,” tegas dia.